Lintaspost.com, Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Lampung (DKL), menggandeng Komunitas Lukis Cat Air Indonesia (KOLCAI) Chapter Lampung menggelar peluncuran buku bertajuk “Jejak Lukisan Anshori Djausal”.
Buku terbitan Akademi Lampung kerja bareng Penerbit Cipta Prima Nusantara (Semarang) bakal diluncurkan dalam gelaran pembukaan pameran Lukisan: “Mata Air” yang dihelat di Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Kemiling, Bandar Lampung, Minggu 12 Desember 2021, Pukul 13.00 WIB.
Buku setebal 125 halaman itu yang disusun oleh Christian Heru Cahyo Saputro yang disunting Iwan Nurdaya-Djafar juga berisi tulisan David (Kurator) dan Aryo Sunaryo (Pengamat dan Perupa) serta menyuguhkan 70 lukisan cat air karya bang Ans dengan ragam objek.
Menurut Christian Heru, persembahan 70 karya lukisan dalam buku ini merupakan bukti jejak Bang Ans dalam dunia seni lukis yang setahun belakangan ini diakrabinya. Jagad seni lukis sebenarnya bukan dunia yang baru bagi Anshori Djausal yang karib disapa bang Ans, karena sejak kecil memang suka menggambar dan melukis. Tetapi kegemarannya ini sempat terhenti ketika mulai sibuk menapaki kariernya sebagai seorang akademisi.
“Meski baru setahun melukis dengan media cat air bang Ans sudah memiliki karya tak kurang dari seratusan lukisan. Karya lukisan yang berjumlah 70 buah dalam buku ini juga sekaligus punya arti sebagai penanda jejak perjalanan hidup bang Ans—panggilan karib Anshori Djausal– yang memasuki gerbang usia 70 tahun, ” ujar jurnalis yang suka menulis dunia seni rupa ini.
Dunia seni lukis dipilih Bang Ans, lanjut Christian, untuk memberikan literasi kepada masyarakat melalui bahasa visual. Disamping melukis juga bagi Bang Ansa sebagai katarsis melatih kesabaran, dan ketekunan.
“Dunia seni lukis juga menjadi salah satu pilihan Bang Ans untuk mengedukasi masyarakat tentang lingkungan hidup. Bukankah ada sebuah jargon yang mengatakan, sebuah gambar bisa bicara melebihi seribu kata-kata,” pungkas Christian Heru.
Ketika dihubungi terpisah, Anshori Djausal, mengatakan, alasannya mengakrabi dunia lukis, karena ketika melukis merasa bebas, merasa tak ada beban, dan lepas tanpa ada tekanan.
“Saya bisa bebas mengekspresikan gejolak jiwa dalam kanvas suka-suka. Tak ada beban,” ujar Bang Ans yang memilih media cat air untuk berkarya.
Ketua Akademi Lampung ini juga mengucapkan terima kasih dan mengapresisiasi para para pelukis dan khususnya kurator yang telah memungkinkan terbitnya buku ini.
”Saya juga mengucapakan terima kasih kepada Dewan Kesenian Lampung dan para sponsor. Harapannya, buku ini bisa menjadi pemantik lahirnya karya-karya berikutnya yang mampir memperkaya literasi dunia seni rupa,” pungkas perancang Menara Siger ini.
Sementara itu, Ketua Komite Seni Rupa DKL Ch Sapto Wibowo menyambut baik peluncuran buku “Jejak Lukisan Anshori Djausal”. Buku ini merupakan buku pertama yang diterbitkan Akademi Lampung dan DKL, walau kiprah Bang Ans baru di dunia lukis, tetapi pilihan tokoh ini tepat sebagai pemantik seangat perupa muda karena produktivitas beliau yang hanya dalam tempo sekira setahun sudah ratusan karya cat air yang ciamik dan menarik untuik dibahas.
“Terima kasih AL dan DKL serta donatur yang telah mendukung terbitnya buku langka ini. Semoga ke depan bisa menerbitkan buku seni rupa berikutnya,” harap Ch. Sapto. (Bagus)