Lintaspost.com, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil Tuna B.V menemukan cadangan minyak dan gas bumi (migas) di Wilayah Kerja (WK) atau Blok Tuna.
Wilayah Kerja Tuna ini berada di lepas pantai Natuna Timur, tepat di perbatasan Indonesia-Vietnam.
Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara mengatakan, temuan cadangan ini diperoleh melalui pengeboran dua sumur delineasi Singa Laut (SL)-2 dan Kuda Laut (KL)-2.
Dia menjelaskan, pada 2014 lalu Premier Oil melakukan pengeboran sumur eksplorasi dengan dua kaki yang menyasar pada potensi hidrokarbon di struktur SL-1 dan struktur KL-1. Menurutnya kedua sumur ini menemukan potensi minyak dan gas dari Formasi Gabus, Arang, dan Lower Terumbu.
“Potensi hidrokarbon dari struktur SL dan KL ini kemudian dikonfirmasi kembali dengan melakukan pengeboran dua sumur delineasi SL-2 dan KL-2 pada tahun 2021,” papar Benny, seperti dikutip dari keterangan resmi SKK Migas, dilansir CNBC Indonesia.com, Selasa (30/11).
Kedua sumur ini dia sebut sudah dikategorikan ke dalam sumur kunci tahun 2021 oleh SKK Migas sejak awal.
Temuan ini menurutnya bisa membantu pemerintah dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.
“Keberhasilan kedua sumur ini akan membuka peluang penemuan hidrokarbon lainnya di area tersebut yang dapat membantu target pemerintah dalam mencapai produksi 1 juta bph dan 12 BSCFD,” ujarnya.
Lebih lanjut Benny mengatakan, saat ini SKK Migas bersama dengan Premier Oil Tuna B.V. tengah melakukan koordinasi serta langkah-langkah yang diperlukan untuk dapat menghitung secara terukur besaran cadangan hidrokarbon di struktur SL dan KL.
“Evaluasi PSE (Penentuan Status Eksplorasi) dan studi-studi pendukung usulan Plan of Development (rencana pengembangan/ PoD)akan mulai didiskusikan selambatnya awal Januari 2022,” ujarnya.
Benny berpandangan, temuan cadangan di struktur SL dan KL ini sangat berpotensi menjadi temuan migas ekonomis pertama yang dapat berproduksi di Cekungan Natuna Timur.
Tajak Sumur SL-2 dilaksanakan pada 3 Juli 2021 dengan target batupasir Formasi Gabus. Sumur ini berhasil mengalirkan sejumlah gas dan kondensat yang cukup signifikan dari 1 interval DST.
Sumur SL-2 selesai beroperasi pada 7 September 2021 dan kemudian berpindah ke lokasi struktur KL untuk melakukan pengeboran sumur KL-2.
Sumur KL-2 sendiri ditajak pada 10 September 2021 dengan target Formasi Lower Terumbu. Sumur ini berhasil mengalirkan sejumlah minyak, gas, dan kondensat yang cukup signifikan dari 2 interval DST. Sumur ini dapat diselesaikan pada 18 November 2021.(JS)