Beranda Bengkulu Pancasila dan Moderasi Beragama Pemersatu Untuk Maju

Pancasila dan Moderasi Beragama Pemersatu Untuk Maju

341
0

Lintaspost.com, Kaur – Pada tantangan besar untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan. Di tengah dinamika global dan berbagai pergolakan internal, keberadaan Pancasila dan Moderasi Beragama menjadi dua pilar penting yang mendukung fondasi bangsa ini. Pancasila, sebagai ideologi negara, dan Moderasi Beragama, sebagai prinsip untuk memelihara kerukunan antaragama, berperan penting dalam membangun Indonesia yang maju.

Kegiatan tersebut di hadiri Waka ll DPRD kabupaten kaur kepala badan Kesbangpol kaur Ketua MUI , kakankemenag kaur ,tokoh masyarakat,tokoh agama dan tamu undangan lainya.

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, terdiri dari lima sila yang mengandung nilai-nilai fundamental yang mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara. Lima sila yang mengandung komitmen ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan menandakan komitmen untuk mengatasi kesenjangan sosial dan ekonomi.

Disampaikan ketua MUI kabupaten kaur moderasi beragama adalah pendekatan bijak terhadap agama. Ini mengajak umat beragama untuk memahami ajaran agamanya dengan konteks dan pemahaman yang moderat.

Moderasi beragama bukanlah sekadar penerimaan tanpa kritis terhadap keyakinan, tetapi sebuah panggilan untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, membawa pesan-pesan universal tentang cinta, perdamaian, kerukunan, dan keadilan ke dalam praktik nyata.

Dalam konteks relasi Pancasila dan Moderasi Beragama, bahkan telah menunjukkan komitmen seriusnya dengan meneken tentang penguatan moderasi beragama. Komitmen penguatan tersebut diharapkan dapat menciptakan masyarakat kabupaten kaur yang harmonis, rukun, dan damai sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Untuk mencapai cita-cita mulia tersebut, setidaknya ada empat indikator utama untuk mengukur keberhasilan Moderasi Beragama. Pertama, komitmen kebangsaan, untuk menegaskan kewajiban setiap warga negara untuk mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Dalam konteks beragama, hal ini berarti menghormati dan memahami hak orang lain untuk memilih dan mengamalkan agama masing-masing tanpa adanya tekanan atau diskriminasi.

Lanjut ketua MUI Toleransi, sebagai indikator kedua, adalah kunci dalam membangun harmoni di masyarakat. Masyarakat yang toleran mampu menerima perbedaan dan menghormati hak orang lain untuk beragama sesuai dengan keyakinan mereka. Ini mencakup sikap terbuka terhadap diskusi dan dialog antaragama yang mempromosikan saling pengertian dan penghormatan.

Keempat, penerimaan terhadap tradisi adalah aspek lain yang penting dalam Moderasi Beragama. Ini mencakup pengakuan terhadap tradisi-tradisi keagamaan yang menjadi bagian integral dari identitas suatu masyarakat. Dengan memahami dan menghormati tradisi ini, masyarakat dapat membangun hubungan persatuan yang kuat dan harmonis di tengah perbedaan.

menghargai kemajemukan, dengan menjaga kebebasan akal, kebebasan berekspresi, dan kebebasan beragama. Hal ini menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan, perkembangan, peradaban manusia, di mana setiap orang dapat hidup dengan damai, sejahtera dan bahagia.tutupnya

Facebook Comments Box