Beranda Uncategorized Terkait Kisruh Di Parkiran RSUD Bob bazar, Tokoh Pemuda Setempat Angkat Bicara

Terkait Kisruh Di Parkiran RSUD Bob bazar, Tokoh Pemuda Setempat Angkat Bicara

351
0

LIntaspost.com Lampung Selatan – Kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar Kalianda, Lampung Selatan, dr. Reny Indrayani tentang penunjukkan vendor pengelolaan parkir tanpa mengedepankan kearifan lokal dan pertimbangan yang matang diduga menjadi pemicu terjadinya kericuhan antara warga sekitar dan pihak vendor.

 

Sebab dalam pelaksanaannya pihak vendor terlalu gegabah dan tidak profesional dalam mengelola parkir, dimana sebelumnya sistem parkir yang tadinya sudah memenuhi standar dengan adanya pos parkir dan palang parkir, kemudian diubah kembali ke manual, sehingga menimbulkan kecemasan bagi masyarakat sekitar area (RSUD) Bob Bazar yang notabene nya sebagai juru parkir di RSUD yang kemudian memicu terjadinya kericuhan.

Pemutusan kontrak kerjasama dari managemen RSUD terhadap vendor BUMD PT. Lampung Selatan Maju (LSM) ditenggarai penilaian sepihak oleh pihak RSUD karena ketidaktransparansi pihak vendor dalam mengelola parkir tersebut.

 

Sebelum terjadi kericuhan salah satu tokoh pemuda setempat Sahirul Hidayat berupaya untuk menemukan jalan tengah karena banyaknya laporan masyarakat mengenai pengelolaan parkir yang terkesan liar.

 

Sahirul Hidayat kemudian melakukan sejumlah upaya konstruktif untuk bisa bertemu dan bermusyawarah dengan pihak managemen RSUD Bob Bazar. Ia berharap, melalui upaya ini pihak rumah sakit dapat memegang komitmen kearifan lokal yang sudah diterapkan oleh dua perusahaan lainnya yang pernah menjadi vendor pengelolaan parkir.

Namun Naasnya upaya tersebut mendapat respon negatif dari pihak managemen rumah sakit. Perspektif yang timbul justru bertolak belakang dengan fakta yang sebenarnya. Kedatangan mereka dituding hendak membuat onar dan akan mengganggu kondusifitas rumah sakit.

 

“Terlepas hal itu, kami tokoh pemuda dan tokoh masyarakat disini tetap berupaya supaya terjadi permusyawaratan. Pada prinsipnya, jangan sampai pihak rumah sakit acuh terhadap kearifan lokal. Sehingga, para juru parkir yang berasal dari desa kedaton ini tetap bisa bekerja. Karena selama belasan tahun ini, parkiran itu periuk mereka,” jelasnya

 

Pada Kamis 6 Februari 2025, lanjut Hidayat, ada segerombolan orang mengatasnamakan organisasi LSM dan perusahaan vendor pengelola parkir yang baru, tiba-tiba melakukan praktik parker liar.

 

“Fasilitas parkir elektronik milik BUMD kan sudah diangkut sejak beberapa hari yang lalu karena sudah putus kontrak. Jadi sekelompok orang ini tiba-tiba seperti nerapin parkir liar. Berjaga di pintu masuk dan pintu keluar, lalu mungutin uang dari para pengunjung rumah sakit,” terangnya.

 

Dikatakan Hidayat, sekelompok orang yang mengatasnamakan vendor baru itu memaksakan pengelolaan parkir tanpa adanya persiapan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standarisasi eParking.

 

Seperti tiket parkir yang mereka gunakan, hanya secarik kertas dengan tulisan ‘Tiket Parkir RSUD Bob Bazar, SKM’. Kemudian, menyertakan harga Rp.3000 untuk roda empat dan Rp.2000 untuk roda dua.

Lalu, juga terdapat nomor tiket 0123456789 yang digunakan untuk semua tiket parkir dan garis-garis barcode yang tidak dapat di scan.

 

“Mereka (belasan juru parkir) kan gak tau, bahwa yang datang itu benar perusahaan vendor yang baru atau bukan. Karena praktik parkir yang dilakukan seperti parkir liar di pasar atau dipinggir jalan. Ya kalaupun kemudian juru parkir yang ada di sana gak mau diperintah sama oknum ini ya wajar,”ucapnya.

Selain itu, oknum tersebut juga menyatakan bahwa sudah ada kesepakatan dengan perwakilan masyarakat. Sehingga menurut oknum itu, dia sudah memiliki wewenang untuk mengatur siapapun dalam semua urusan parkir.

Sayangnya, tepat setelah Hidayat tiba dilokasi itu situasi sudah memuncak. Akhirnya kericuhan tersebut terjadi. “Spontanitas, saya langsung berupaya mencegah amukan masa itu. Saya tarik orang yang ngaku bos perusahaan vendor itu keluar dari pos jaga pol-PP, supaya bisa menjauh dari amukan masa,”imbuhnya.

Pernyataan Direktur RSUD Bob Bazar Kalianda, dr. Reny Indrayani menduga insiden kericuhan yang terjadi lantaran ada aktor dibelakang amukan masa itu.

Menurutnya, sejumlah orang yang melakukan penyerangan terhadap Bos PT ABG itu atas perintah dari aktor tersebut. “Karena prinsipnya, mereka tidak terima dengan pengelolaan parkir yang baru,” Tutupnya. (Red)

Facebook Comments Box