Beranda Nasional Jembatan Batam-Bintan Solusi Tepat Mempercepat Pemerataan Pembangunan dan Perekonomian

Jembatan Batam-Bintan Solusi Tepat Mempercepat Pemerataan Pembangunan dan Perekonomian

415
0

Lintaspost.com, Batam – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau segera merealisasikan pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin). Jembatan tersebut diyakini menjadi solusi tepat guna mempercepat pemerataan pembangunan dan perekonomian Kepri.

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan, dengan adanya jembatan ini akan lebih mempercepat lalu lintas dan melancarkan kendaraan dan orang.

Hal tersebut akan berdampak pula pada cepatnya alur barang dan uang yang muaranya akan terwujud pemerataan perekonomian serta kesejahteraan yang adil dan pendidikan yang setara.

“Jembatan ini diharapkan dapat memudahkan mobilitas kendaraan dari kedua wilayah. Selain melancarkan mobilitas kendaraan, juga akan memperlancar mobilitas orang, barang dan uang dan muaranya bisa meningkatkan speed pertumbuhan perekonomian kedua wilayah, dan selanjutnya menjalar ke wilayah-wilayah lain yang ada di Kepri,” terang Ansar.

Dilansir dari CNN Indonesia.com, diketahui Jembatan Batam-Bintan merupakan salah satu janji Presiden Joko Widodo saat kampanye Pilpres 2019 lalu.

Mega Proyek jembatan ini juga menjadi bentuk legesi Presiden Joko Widodo terhadap Singapura yang berbatasan langsung dengan Batam.

Baik Jokowi maupun Kementerian PUPR berharap pembangunan jembatan ini dapat dikebut. Bahkan ditargetkan pembangunan fisiknya sudah rampung sebelum 2024.

Jembatan yang akan menghubungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan itu akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.

Sebab jembatan dengan nilai investasi sekitar Rp13,66 triliun itu akan dibangun dengan panjang 14,763 kilometer.

Desain jembatan ini sudah mulai dirancang oleh Pemprov Kepri sejak 2005, kemudian diperbarui pada 2010.

Jembatan Batam-Bintan ini direncanakan bisa dilewati kendaraan dengan kecepatan hingga 80 kilometer per jam.

Jembatan Batam-Bintan ini juga dirancang memiliki dua segmen vertical clearance yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan, yaitu Batam-Tanjung Sauh setinggi 27 meter dan Tanjung Sauh-Batam setinggi 40 meter.

Penetapan vertical clearance tersebut yang menyebabkan perubahan nilai investasi dari Rp8,78 triliun menjadi Rp13,66 triliun.

Tujuannya agar tidak mengganggu aktivitas lalu-lalang kapal-kapal besar.

Jembatan Batam-Bintan ini juga didesain dengan satu on/off ramp yang berlokasi di Pulau Tanjung Sauh. Lajur jembatan sendiri memiliki lebar 3,6 meter, dengan bahu luar selebar 3 meter, bahu dalam selebar 1,5 meter, serta lebar median 4 meter.

Konstruksi jembatan Batam-Bintan akan dilakukan pada 2022 mendatang dan bisa beroperasi 3 tahun setelahnya atau 2025.

Pembangunan jembatan Batam-Bintan menggunakan skema KPBU solicited (pemrakarsa Pemerintah). Hingga kini, status proyek jembatan tersebut sudah memasuki finalisasi business case (FBC) dan basic design (desain dasar).

Sekedar informasi, Kepri merupakan salah satu daerah yang berada di posisi terdepan dalam perbatasan Indonesia dengan negara lain. Secara geografis, Kepri berbatasan dengan tiga Negara sekaligus yakni Malaysia, Singapura dan Vietnam.

Kepri memiliki wilayah dengan wilayah kelautannya lebih luas dibanding daratan, yakni 96 persen lautan dan 4 persen daratan. Karena itu antara kabupaten dan kota yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh laut.(JS)

Facebook Comments Box