Lintaspost.com, Lampung Tengah – Team Adhoc PBNU yang di dampingi jajaran PWNU Provinsi Lampung, untuk melakukan kunjungan guna meninjau kesiapan Muktamar ke-34 di Pondok Pesantren Darussaadah, Seputih Jaya Lampung Tengah pada Minggu, 10 Oktober 2021.
Hadir dalam kunjungan itu dr.Safrizal, Kiyai Imam Azis (PBNU), Umar syah, KH.M Isomuddin, KH. M Mukri.Mag dan jajaran pengurus PWNU Lampung serta Wakil Bupati Lampung Tengah H. Ardito Wijaya dan para Kiyai Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Tengah yang akan menjadi tuan rumah hajat 5 tahunan organisasi terbesar di dunia itu.
Di dalam penjelasannya, ketika memeriksa Lokasi Penginapan dan MCK team Adhoc PBNU, Kh.Imam Aziz berpesan agar panitia membatasi pengiriman calon peserta Muktamar.
“Karena hanya 3 orang dari setiap provinsi dan kabupaten seluruh Indonesia, serta tetap patuhi protokol kesehatan panitia dan peserta muktamar wajib vaksin dua kali juga swab antigen, jangan sampai ada claster baru pasca muktamar.” Harapnya.
Terkait kesiapan panitia lokal Muktamar ke-34 yang akan di gelar pada tanggal 23-25 Desember 2021, KH.Mukhsin Abdillah selaku pengasuh Ponpes Darussaadah yang disambung dengan Rois Suriah PWNU Provinsi Lampung mengatakan sudah mempersiapkan secara keseluruhan, jika ponpes Darussaadah di gunakan untuk Muktamar, sesuai dengan hasil keputusan Munas Ulama kemarin di Jakarta.
“Jika ada kekurangan sedikit sedikit itu wajar karna ini eventnya nasional, penginapan kami maksimalkan kapasitas 2500 peserta. Lahan parkir kendaraan kami siapkan 15 hektar Lahan kosong, kemudian untuk keamanan kami siapkan 1500 personil banser, serta aparat kepolisian dan TNI. Lokasi sidang pleno ada tiga gedung insya allah aman dan nyaman, serta kordinasi dengan Pemerintah Daerah Kab. Lampung Tengah secara rutin. Kami lakukan agar Muktamar ini bisa berjalan lancar dan sukses.” Jelasnya.
KH.Muhsin Abdillah juga berharap Muktamar yg akan dilaksanakan di Lampung Tengah tidak panas, diharapkan NU dapat kembali ke pesantren, karena pada dasarnya NU itu adanya ya di pesantren jadi jangan di bawa kemana-mana, tetapi kita ada dimana mana tutupnya.”(r)