Beranda Nasional Pangkostrad Letjen. Dudung Bantah Tudingan Gatot Nurmantyo Terkait Raibnya Patung Diorama

Pangkostrad Letjen. Dudung Bantah Tudingan Gatot Nurmantyo Terkait Raibnya Patung Diorama

481
0

Lintaspost.com, Jakarta – Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurachman membantah tudingan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo bahwa militer Angkatan Darat (AD) tengah disusupi oleh PKI.

Hal tersebut disampaikan Jenderal TNI Purn Gatot saat membeberkan bahwa patung sejumlah tokoh nasional yang terlibat dalam peristiwa G30S/PKI, yakni Soeharto, AH Nasution, dan Sarwo Edhi Prabowo telah raib di Museum Dharma Bhakti Markas Kostrad.

” Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami,” jelas Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurrahman kepada wartawan, Senin (27/9).

Pangkostrad menilai bahwa seharusnya Gatot sebagai prajurit dapat melakukan klarifikasi terlebih dahulu terhadap organisasi sebelum membeberkannya ke publik luas dan menjadi prasangka.

Lebih lanjut, Dudung mengatakan, bahwa pernyataan Gatot itu dapat membuat fitnah dan menimbulkan kegaduhan di Indonesia.

” Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah,” jelas Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Dudung Abdurrahman lagi.

Lanjut, kata Dudung, patung-patung itu hilang dari Markas karena diminta kembali oleh pembuatnya, yakni Pangkostrad terdahulu, Letjen (Purn) Azym Yusri (AY) Nasution. Ia pun tak bisa menolak permintaan tersebut.

Menurut Dudung, AY Nasution merasa berdosa telah membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya.

“Jadi saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” tambah orang nomor satu di Kostrad itu.

Lebih lanjut ia mengatakan, pihaknya menolak apabila penarikan tiga patung tersebut membuat Gatot menyimpulkan TNI melupakan peristiwa sejarah G30S/PKI.

” Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu,” ucap Pangkostrad.

Sebagai informasi, dalam webinar yang digelar Minggu (26/9), mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengatakan, penghilangan patung tokoh nasional G30S/PKI di Markas Kostrad itu sebagai upaya penyusupan paham komunis di militer Indonesia.

Lebih lanjut mantan orang nomor satu di TNI itu secara lugas menyebutkan bahwa indikasi-indikasi tersebut tidak dapat dibiarkan karena dapat mengulang sejarah kelam tahun 65.

” Saya mengetuk hati para patriotisme kstaria prajurit AD, AL, AU untuk bahu membahu mawas diri membersihkan jangan sampai paham ini bisa masuk yang akan meruntuhkan nilai-nilai perjuangan patriotisme,” ujar mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Penjelasan Kostrad

Sementara ditempat terpisah, Kepala Penerangan Kostrad Kolonel (Inf) Haryantana dalam keterangan tertulis mengatakan, Azmyn melakukan kunjungan ke Pangkostrad saat ini, Letjen TNI Dudung Abdurachman pada 30 Agustus 2021 untuk meminta pembongkaran patung-patung itu.

” Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode (9 Agustus 2011-13 Maret 2012), beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut,” jelas Kepala Penerangan (Kapen) Kostrad Haryantana.

Menurut Kapen Kostrad, purnawirawan TNI itu meminta pengembalian patung untuk ketenangan lahir dan batin. Oleh sebab itu, Kostrad memberikan izin dan tak melarang.

Kemudian, Kostrad membantah apabila disebutkan bahwa pihaknya yang menghilangkan patung sejarah penumpasan G30S/PKI tersebut.

” Disimpulkan bahwa Kostrad tidak pernah membongkar atau menghilangkan patung sejarah,” kata Kapen Kostrad Kolonel (Inf) Haryantana.

(Alex)

Facebook Comments Box