Lintaspost.com, TUBABA – Carut marut realisasi anggaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tulangbawang Barat (Tubaba) Lampung, hingga tidak mampu menanggulangi penumpukan sampah yang menjadi momok menakutkan bagi masyarakat.
Karenanya, secara tegas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat segera melakukan pemanggilan terhadap pihak Dinas terkait dalam waktu dekat mendatang.
Menurut Wakil Ketua I DPRD Tubaba, Busroni, kepada Sejumlah Awak Media Rabu (14/7/2021) pukul 07.45 Wib. Mengatakan, pihaknya menilai belum adanya langkah serius oleh Dinas terkait dalam penanganan masalah Sampah di Tubaba.
“Kita akan panggil DLH untuk dilakukan Hearing, karena kami DPRD sangat menyoroti kinerja dari DLH tersebut terutama terkait penanganan Sampah di area pasar-pasar yang semestinya menjadi prioritas, karena Sampah-sampah tersebut sudah menumpuk yang bahkan sejak kemarin sampai menutupi jalan seperti di pasar Dayamurni.” Tegasnya.
Kata dia, jika pihak DLH mengatakan mereka minim anggaran hanya Rp.2 juta per bulan per mobil, maka ini perlu dilakukan evaluasi dan langkah tegas, mengingat Sampah di pasar-pasar maupun di jalan Protokol haruslah diangkut setiap hari.
“Jika anggaran segitu jelas tidak cukup, sedangkan yang menyusun dan mengatur anggaran kan mereka khususnya Kepala DLH itu sendiri. Sehingga kami meminta mereka segera harus bertindak, apalagi saat ini musim Pandemi dan Hujan, yang mana menumpukan Sampah dikhawatirkan justru menjadi perkembangan Virus yang kian meningkat.” Terangnya.
Senada diungkapkan Ketua Komisi I DPRD Yantoni, juga mengatakan, anggaran itu mereka sendiri yang melakukan usulan dan dibahas bersama Tim anggaran, serta tidak ada permasalahan oleh mereka saat dibahas.
“Pemanggilan akan kita agendakan segera melihat jadwal, dan kalau ada masalah kami akan meminta DLH tidak sungkan dan ragu-ragu untuk menyampaikan agar kemudian dapat didorong dalam penyusunan anggaran.” Jelasnya.
Sementara itu, Kepala DLH Firmansyah melalui Kabid Sampah dan B3 Hartawan, saat dikonfirmasi, mengatakan. Bahwa untuk pengangkutan Sampah itu dijadwalkan memang dalam seminggu hanya 2 atau 3 kali.
“Hal itu kita lakukan karena benar anggaran kita minim hanya Rp.2 juta per bulan per mobil. Dan saat ini kita juga hanya memiliki 2 mobil yang bertugas mengangkut Sampah-sampah tersebut, yakni satu di area pasar Dayamurni – Mulya Asri dan Protokol, dan satu lagi di area pasar Panaragan Jaya – Pulung Kencana dan Protokol.” Ungkapnya.
Namun, kata dia, kondisi kedua mobil tersebut sudah memprihatinkan, karena mesin yang sudah tua dan sering rusak.
“Petugas dalam 1 mobil ada 8 orang, sehingga dengan anggaran Rp.2 juta tentunya tidak cukup.” Imbuhnya. (Sir)