Lintaspost.com – Partisipasi masyarakat terhadap ruas jalan menuju daerah permukiman warga tran desa tanjung agung, kecamatan tetap, kabupaten kaur, provinsi Bengkulu.
Menurut keterangan masyarakat setempat secara perlahan mulai tumbuh, bahkan tingkat kesadaran masyarakat terhadap kegiatan bergotong royong atau saling bahu membahu kini telah mulai meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Minggu (17/09/2023)
Selanjutnya kini warga mulai membanggakan, hal tersebut diakui dari pihak-pihak warga setempat sehingga sosial tanpa batas dalam menggapai pembanguan.
Warga tran telah sangat bersyukur kepada Pemerintah Kabupaten Kaur yang mana pada tahun 2023 ini di daerahnya telah mendapat peningkatan infrastruktur jalan sepanjang 1600 meter dengan melalui anggaran dana DAU. Kemudian setelah pihak Pemda Kaur melalui Dinas PUPR Kaur melakukan titik nol rasanya hati warga tran terhadap pembangunan jalan tersebut terasa sangat senang dan bangga walaupun pembangunan itu masih jauh dengan permukiman warga tran desa tanjung agung, tapi kami warga di atas telah sangat bersyukur dan terimakasih, imbuh Yoyon.
Sementara ini di karenakan bangunan Pemda Kaur masih jauh dari permukiman warga tran naman warga tran berinisiatif melakukan bergotong royong dengan menggunakan alat berat ekskavator. Dengan ini kami dari warga tran mengungkapkan, jika masyarakat luar dari tran tanjung agung ingin membantu warga tran baik tenaga pikiran maupun bantuan lainya kami atas nama masyarakat tran desa tanjung agung sangat menjunjung tinggi bila berkeinginan membantunya.
Gotong-royong dan kebersamaan bahkan ketika dilaksanakannya penyadaran masyarakat terhadap pentingnya perbaikan di ruas jalan untuk senantiasa warga tran mudah membawa dari hasil perkebunananya, saat ruas jalan sangat baik semua masyarakat tran langsung merespon dan secara otomatis semua warga saling bantu dengan pihak para dermawan lainnya.
Atas nama perwakilan masyarakat juga sangat peduli terhadap kepentingan masyarakat sendiri. Misalnya, dalam kegiatan gotong-royong dan swadaya masyarakat sendiri untuk membersihan jalan sepanjang 4 km untuk mencapai perumahan warga tran, imbuh Yoyon.
Harapan masyarakat tran dengan desa jiran tetangga, baik para darmawan atau pihak perusahan kabupaten kaur kami mengharapkan uluran tangan untuk dapat membantu warga tran dalam kebersihan bergotong royong, kebersihan dengan menggunakan alat berat ekskavator dan kami berharap bantuan tersebut guna kami membayar upah alat berat ekskavator itu nanti, sebab terhitung perekonomian kami warga tran masih terbilang masih rendah.
Lanjut Yoyon, saat warga melewati jalan saat musim hujan tak dapat kami bayangkan sehingga warga tran bermandi lumpur dan kendaran yang kami tumpangi kebanyakan di dorong dari pada di kendarai sementara dari ujung bangunan yang ada masih cukup lumayan jauh untuk kami tempuh ke permukiman rumah kami masih berkisaran kurang lebih 4 km lagi, tutur Yoyon.
Ditakutkan warga setempat ketika musim hujan ada terdengar warga sakit untuk di bawa berobat ke luar kami warga juga terasa bengong. Sementara medan jalan masih mengkhawatirkan, warga memang terasa sulit karena sebagian jalan menuju kesana masih berlumpur saat musim hujan tiba.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara umum di tran tanjung agung menurut Yoyon masih cukup banyak. Namun, setidaknya hal itu bisa sedikit mengurangi kesulitan masyarakat seperti tenaga kesehatan untuk di minta kepada Pemda Kaur untuk dapat menugaskan di wilayah ini, agar supaya mudah warga di tran untuk berobat karna kesehatan itu lebih penting.
Diakhir ini warga tran desa tanjung agung mengharapkan kepada kepala desa tanjung agung Nupizer Masagus di harapkan kehadirannya dalam masyarakat tran bergotong royong atau saling bahu membahu, setidaknya kades dapat memberikan solusi atau memberikan gagasan lain supaya kebersamaan sesama warga tetap terjalin kokoh, pungkasnya.
Menurut dari hasil pantauan kami awak media di wilayah tran desa tanjung agung, masyarakat nya mayoritas petani kebun sehingga bermacam-macam cocok tanaman dan saat ini warga tran membudayakan tanaman kelapa sawit sehingga dalam satu keluarga memiliki perkebunan paling sedikit 2 hektar dan ada yang lebih luas lagi, tutup.