Beranda Lampung Terkait Drainase Diduga Amburadul, Camat Tunggu Pihak Berwenang Membongkar

Terkait Drainase Diduga Amburadul, Camat Tunggu Pihak Berwenang Membongkar

485
0

Lintaspost.com, TulangBawang – Polemik pembangunan drainase di Kampung Marga Jaya Kecamatan Meraksa Aji Kabupaten Tulangbawang yang diduga asal jadi terus bergulir.

Pembangunan drainase yang menggunakan dana desa (DD) Kampung setempat itu diprotes warga lantaran pengerjaannya diduga asal-asalan.

Camat Meraksa Aji, Hermansyah, mengatakan pihaknya bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Kampung (DPMPK) sudah turun meninjau drainase yang dibangun asal-asalan itu.

Meski tidak menyebut secara gamblang ketidak beresan pembangunan drainase itu, namun Herman menyebut jika telah dilakukan perbaikan drainase yang dibangun asal -asalan itu

“Sudah di lihat (kondisi drainase) bersama tim DPMPK, sudah di perbaiki,” kata Herman kepada wartawan, Sabtu (07/08).

Terkait desakan warga agar drainase yang dibangun asal-asalan itu dibongkar, herman menyebut akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang.

“Terkait membongkar, kita tunggu pihak yang berwenang,” kata Herman singkat.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Kampung (DPMPK) Tulangbawang (Tuba) Yen Dahren, meminta aparatur Kecamatan Meraksa Aji turun mengecek kualitas pembangunan drainase di Kampung Marga Jaya.

Hal ini menyusul adanya laporan terkait pekerjaan pembangunan drainase diwilayah setempat yang diduga asal-asalan.

Yen Dahren menegaskan, pekerjaan pembangunan drainase itu patut diawasi masyarakat lantaran pembiayaannya digelontorkan menggunakan dana desa (DD) Kampung Marga Jaya.

“Kenapa aparat Kecamatan yang harus turun mengecek, karena Kepala Kampungnya saat ini berstatus Pj (penjabat) dari ASN di Kecamatan Meraksa Aji. Jadi ada semacam bentuk tanggungjawab,” kata Yen Dahren, Sabtu (31/07).

Yen Dahren mengutarakan, jika memang fakta di lapangan kualitas pembangunan drainase itu buruk, maka dia meminta untuk dilakukan pembongkaran dan perbaikan.

“Kalau memang jelek (kualitasnya) ya dibongkar,” tegas Yen Dahren.

Sebagai Satker yang memfasilitasi penggelontoran dana desa, Yen Dahren mengatakan, dirinya mengakui jika dirinya juga merasa geram atas pekerjaan pembangunan drainase yang dilaporkan warga buruk.

Sebab, peruntukkan dana desa sejatinya adalah untuk kemakmuran masyarakat di tingkat kampung.

“Saya sebenarnya sudah greget pengen turun cek lapangan, tapi sebelum itu pihak Kecamatan dulu yang mengecek, kita lihat laporannya bagaimana,” papar Yen.

Sebagaimana diketahui, pembangunan drainase sepanjang 200 Meter itu di estimasikam menelan anggaran Rp 77,5 Juta.

Diberitakan sebelumnya, pembangunan drainase yang bersumber dari uang negara itu, berkualitas sangat buruk.

Dimana penyusunan batu seharusnya tiap sisi diisi memakai adukan semen, namun justru malah memakai tanah.

Hal itu memantik kekesalan warga. Sejumlah warga secara diam-diam mengambil foto dan video dan mengirimkan kepada awak media.

Warga menduga drainase itu sengaja dikerjakan asal-asalan untuk meraup keuntungan besar.

Kepada wartawan, Mbah Warno (64) mengatakan, dugaan asal jadi dalam proyek ini, terlihat dari cara penyusunan batu dan semen yang dicampur tanah.

“Masyarakat disini sudah sangat geram, drainasenya kami yakin tidak akan bertahan lama, musim hujan nanti kami yakin pasti ambrol,” kata Mbah Warno beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan, selaku tokoh masyarakat pihaknya sangat kecewa dengan panitia dan aparatur Kampung yang terlibat dalam pembangunan itu.

“Kami harap Pemkab dan juga aparat penegak hukum dapat segera bertindak, agar segera dilakukan proses perbaikan atau proses hukum jika terdapat unsur kesengajaan dalam pengerjaanya,” tuturnya.

Guna memastikan kebenaran informasi, Awak media mencoba melakukan pantauan di lapangan.

Ketika sampai di lokasi, awak media menemukan banyaknya Kejanggalan dalam pengerjaan drainase di Kampung Marga jaya

Saat dikonfirmasi, Sekdes Dodi dan Ketua TPK bersikukuh bahwa pengerjaan drainase di Kampung marga sudah sesuai ketentuan.

“Menurut kami pekerjaan seperti itu sudah sesuai, tidak ada masalah. Kami mengikuti petunjuk pendamping, dari Kecamatan juga tidak mempermasalahkan,” kata Dodi ketika itu. * (DS-tuba)

Tim

 

 

Facebook Comments Box