Lintaspost.com, Kota Metro – Pemerintah Kota Metro melalui Dinas Pendidikan Kota Metro selenggarakan sosialisasi kepada guru pendidik, guna pencegahan dan penanganan kekerasan dilingkungan sekolah pada kamis 21/3/2024.
Berada di aula pertemuan lantai dua sosialisai digelar terkait pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan sekolah.
Sekertaris Daerah Kota Metro (Sekda) Bangkit Haryo Utomo usai gelaran sisialisasi menjelaskan, bahwa kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari hasil rapat Pemkot Metro dengan Polres Kota Metro terkait dengan penanganan kenakalan anak- anak di Kota Metro.
“Yang pertama yang kemarin sudah kita jadwalkan monitoring dan evaluasi malam rabu dimulai jam 10 sampai dengan jam 11. Semalam juga kita lakukan monitoring di Metro Utara, yang pertama Metro Barat sampai jam 11”, ungkapnya.
Ditambahkannya, bahwa pada hari itu dikumpulkan para kepala sekolah, guru dan bimbingan konseling (BK) terkait dengan penanganan anak-anak sekolah.
“Sekarang anak-anak ada tren perang sarung, perang sarung itu kita antisipasi, kemarin hari pertama kita sudah mendapatkan beberapa anak-anak yang berkeliaran dan sudah diberikan peringatan”, terangnya .
Bangkit mengatakan, pada hari ini kita mohon dukungan dari para kepala sekolah dan guru untuk bisa memperhatikan anak-anak nya walaupun itu diluar jam sekolah, jadi ikut bertanggung jawab, ucapnya.
Menurutnya Bangkit ,para guru di sekolah bertanggung jawab diluar jam sekolah juga ikut bertanggung jawab walaupun sebetulnya sudah kewenangan keluarga, katanya.
“Tapi kita ingatkan lagi kepada guru dan kepala sekolah ayo kita sama-sama untuk menghadapi suasana ini”, tuturnya.
Dikatakan bahwa di lapangan sudah ada perkembangan lebih baik dan berkurang, dengan bersama Sat Pol PP, Linmas, Polres dan Kodim serta jajaran dari Pemerintah sudah turun di lapangan.
Ditambahkannya, bahwa saat ini dia mendapatkan kabar dari bapak Kapolres ada tim rescue yang berpersonil 10 orang berpatroli dari jam 10 sampai jam 5 setiap hari, katanya.
Hal ini telah menunjukkan perkembangan yang bagus di lapangan, artinya mulai berkurang.
Terkait curanmor, Bangkit mengatakan hendaknya kendaraan bermotor ditambah kunci pengaman, seperti kunci pada roda.
Dia menambahkan, akibat dari perang sarung yang akhir-akhir ini menjadi tren kalangan remaja adalah berdampak tewas meninggal seperti yang diberitakan.
“Karena yang dimasukkan ke sarung itu ada gir, besi benda-benda tajam dan batu, perang sarung nya tidak dengan jarak jauh tapi langsung bertemu, jadi jarak dekat ini yang harus kita antisipasi.”
Pemicu dari tawuran/perang sarung itu menurut nya adalah salah satunya dari perhatian orangtua.
“Mungkin bapak ibunya berusaha dari sebelum subuh menyiapkan dagangan kemudian sampai dengan pagi belum pulang anaknya tidak terkontrol.”
Masih menurutnya Bangkit mengatakan, anehnya tren perang sarung munculnya saat bulan Ramadhan, kemungkinan si anak pamit taraweh bawa sarung tapi hal ini harus dari keluarga mencegah dan mengantisipasi, misalnya anaknya jam 10 belum pulang segera di telepon, tutupnya.