Lintaspost.com, Nasional – Penyelidikan dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali terkait ratusan burung pipit yang jatuh di Sentra, Banjar Sema Pring, Kabupaten Gianyar. Kasubag Tata Usaha BKSDA Bali Prawono Meruanto menjelaskan ada dua dugaan yang menyebabkan hewan tersebut jatuh ke tanah, melansir dari laman Kumparan.com.
Pertama, pohon yang disinggahi untuk tempat bertengger burung tidak kuat menahan derasnya hujan asam. Ia menambahkan, cuaca ekstrem terjadi di Kabupaten Gianyar pada Kamis (9/9).
“Burung-burung tersebut karena curah hujan yang cukup tinggi dan mungkin sedikit mengandung asam air hujan tersebut. Sehingga mengakibatkan burung-burung itu terjatuh,” Jelas Prawono, Jumat (10/9).
“Dugaan kami yang kedua adalah perilaku masyarakat yang menggunakan pestisida non alami di sekitaran. Jadi dugaan saya adalah burung-burung tersebut keracunan dari pestisida tersebut,” lanjutnya.
Ia menjelaskan bahwasanya burung pipit selalu bergerombol termasuk saat mencari makanan. Mereka bisa jadi menghinggapi tanaman padi yang disemprot pestisida. Sehingga, burung tersebut keracunan.
Karena peristiwa ini, BKSDA akan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai penggunaan pestisida. Ia berharap seluruh pihak dapat menjaga kelestarian alam.
“Teman-teman di lapangan adalah melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk tetap hati-hati melakukan pestisida dan tetap menjaga habitat satwa liar yang ada di sekitar mereka. Tidak hanya burung yang lain juga menjadi perhatian masyarakat sekitarnya,” tegasnya.